Berikut adalah Karakterikstik Kepala
Sekolah yang Tangguh(ideal), antara lain:
a) Memiliki
Visi dan Misi dan Strategi yang Jelas
b) Mampu
mengkoordinasi dan menyerasikan Sumber Daya dengan tujuan
c) Mampu
mengambil Keputusan secara Terampil
d) Toleran
terhadap Perbedaan pada Setiap Orang tetapi Tidak Toleranterhadap Orang-Orang
yang Meremehkan Kualitas,Prestasi,Standar,dan Nilai-nilai
e) Memobilisasi
Sumber daya
f) Memerangi
Musuh-Musuh Kepala Sekolah
g) Menggunakan
Sistem sebagai Cara Berfikir,Mengelola dan Menganalisis Sekolah
h) Menggunakan
Input Menejemen
i)
Menjalankan Perannya sebagai Menejer
j)
Melaksanakan Dimensi-dimensi
Tugas,Proses,Lingkungan,dan Ketrampilan Personal
k) Menjalankan
Gejala Empat Serangkai, yaitu:
i)
Merumuskan sasaran,
ii)
Memilih fungsi-fungsi yang di
perlukan untuk mencapai sasaran
iii)
Melakukan Analisis SWOT
iv)
Mengupayakan Langkah-Langkah untuk
Meniadakan Persoalan
l)
Menggalang Teamworkyang cerdas dan
Kompak
m) Mendorong
Kegiatan-KegiatanKreatif
n) Menciptakan
Sekolah Belajar
o) Menerapkan
Menejmen Berbasis Sekolah
p) Memusatkan
Perhatian pada Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
q)
Memberdayakan Sekolah
Kepala Sekolah pada Kenyataannya
Seorang pemimpin tertinggi pada
institusi pendidikan baik pad tingkat SD sampai SLTA, baik sekolah yang
“berplat merah maupun berplat kuning” disebut sebagai kepala sekolah. Kepala
sekolah merupakan karir tertinggi dari seorang guru, jika hal tersebut
dikatakan karir tentunya. Penunjukkan dan pengangkatan kepala sekolah harus
bahkan wajib memenuhi persyaratan yang sangat banyak. Persyaratan yang baku
tersebut diantaranya pernah menjadi salah satu pembina, wakil kepala sekolah,
menguasai berbagai manajemen sekolah, mampu memimpin, berwibawa, adil, mampu
melaksanakan 12 langkah kepemimpinan, mampu mewujudkan visi dan misi sekolah
dan kalau boleh penulis menambahkan wajib mengikuti uji kelayakan.
Namun pada saat ini jabatan kepala
sekolah tidak lagi jabatan professional tetapi sudah merupakan jabatan politis,
dan sudah mengabaikan syarat-syarat diatas. Dan inilah salah satu penyebab mutu
pendidikan kita jalan ditempat bahkan cenderung semakin merosot.
Masalah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan
pada sebuah sekolah, semua peran serta stakeholder (pemangku kepentingan) baik
pemerintah, masyarakat maupun guru harus bahu membahu. Disamping itu peran
tanaga kependidikan haruslah menjadi tulang punggung utama.
Dan sebuah institusi pendidikan yang
dikatan bermutu dapat dilihat dari prosentase kelulusan yang tinggi, banyaknya
lulusan yang diterima di perguruan tinggi, sekolah yang aman, nyaman dan
kondusif, tenaga pendidik yang berkualitas dan banyak indikator-indikator
lainnya. Dan yang tidak kalah pentingnya untuk menghasilkan pendidikan yang
bermutu pada sebuah sekolah adalah peran seorang kepala sekolah sebagai Top
Manager.
Namun pada saat ini, banyak sekali
kita menyaksikan seorang kepala sekolah yang gagal memimpin sekolah yang
dipimpinnya menjadi sekolah yang bermutu. Sehingga muncul pendapat dari
beberapa guru bahwa “sekolah tanpa guru tidak akan jalan tetapi sekolah tanpa kehadiran
kepala sekolah asalkan ada guru maka sekolah tetap jalan. Jadi saat ini
kehadiran seorang kepala sekolah dianggap sudah tidak terlalu berpengaruh.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena
seorang yang ditunjuk menjadi kepala sekolah pada umunya hanya memenuhi
persyaratan administrasi saja dan memiliki kemampuan dasar diantaranya :
- Kemampuan Administrasi
Hal ini dapat kita lihat pada salah
satu contoh kecil saja, seperti tidak memili program kerja yang jelas, sering
mengadakan rapat namun hasilnya tidak jelas. Dan tidak memiliki agenda rapat
yang teratur padahal rapatnya memakan waktu berjam-jam. Ketika keluar dari
ruang rapat para guru masih bertanya-tanya apa yang kita kerjakan tadi? Apa
keputusannya? Walaupun ada keputusan yang dihasilkan, tapi jarang sekali
terlaksanakan dengan baik. Disamping itu banyak kita temui pembuatan SK yang
berulang-ulang karena keliru nama, NIP, tujuan, tugas, mata pelajaran, dan
lain-lain yang seharusnya hal ini tidak perlu terjadi jika kepala sekolah lebih
teliti.
2.
Kemampuan
Kurikulum
Kita sering menjumpai guru yang
kebingungan pada saat berada di kelas karena mengajari peserta didik dengan
mata pelajaran yang ia sendiri tidak mengasainya, yang pada akhirnya terjadilah
PBM dan KBM bohong-bohongan karena kepala sekolah menyerahkan pembagian tugas
mengajar kepada wakil bidang kurikulum tanpa mempertimbangkan kemampuan yang
bersifat kecenderungan. Disamping itu dalam hal pendelegasian tugas-tugas
tertentu kepada seseorang berdasarkan senang atau tidak senang (pilih-pilih
tebu).
Kemudian penempatan guru di
kelas-kelas tertentu pada mata pelajaran yang sama tanpa mempertimbangkan
keadaan, situasi dan suasana kelas karena ada kelas yang harus mendapat
perhatian khusus.
3.
Kemampuan
Memimpin
Setiap guru memiliki masalah yang
berbeda dengan latar belakang yang berbeda. Kadang-kadang tugas guru sering
terganggu karena yang bersangkutan sedang menghadapi masalah dari rumah dan
terbawa sampai ke sekolah. Dan mungkin saja ada guru yang sering tidak hadir
karena ada sesuatu masalah. Oleh pimpinan, guru yang seperti itu langsung di
cap guru pemalas atau guru yang tidak mampu mengajar, hal ini sangat keliru.
Menghadapi kasus yang seperti inilah
diperlukan peran kepala sekolah sebagai orang yang tut wuri handayani,
mengayomi, kadang-kadang sebagai bapak, membimbing, dan sekaligus mengarahkan.
Pemecahan Masalah
1.
Menguasai
Adiministrasi
Seseorang yang ditunjuk sebagai kepala sekolah wajib
menguasai berbagai bentuk administrasi sekolah mulai dari administrasi umum
sampai pada administrasi yang bersifat khusus.
Administrasi umum diantaranya surat masuk, surat
keluar, buku agenda rapat, buku tamu pada piket guru, buku tama pada ruangan
kepala sekolah, pengarsipan surat-surat masuk dari manapun asalnya harus
diperlihatkan dan diserahkan kepada kepala sekolah kemudia oleh kepala sekolah
menyerahkan surat tersebut sesuai dengan tujuannya. Misalnya surat
tersebut untuk undangan kegiatan olahraga diserahkan ke guru olahraga dengan
membuat Acc jika memungkinkan untuk diikuti. Begitu juga surat keluar dikonsepkan
oleh Tata Usaha (TU) dan diperlihatkan kepada kepala sekolah untuk di cek
kebenarannya.
Sedangkan administrasi yang bersifat khusus
diantaranya pembuatan SK-SK harus dipastikan dengan benar sebelum diperbanyak
baik nama, NIP,tugas, golongan tentunya di cek terlebih dahulu oleh kepala
sekola. Dan yang tidak kalah pentingnya kepala sekolah harus membuat program
kerja yang jelas, agenda rapat yang pasti.
2.
Mengusai
Kurikulum
Seorang kepala sekolah harus mampu
melihat potensi dan kemampuan seorang guru. Dan pada suatu sekolah tidak semua
mata pelajaran terpenuhi oleh guru yang benar-benar jurusannya. Oleh sebab itu
kepala sekola memberikan tugas kepada seorang guru berdasarkan kecenderungan.
Misalnya seseorang yang lebih menguasai komputer walaupun tidak memeliki ijazah
komputer ditugaskan menjadi guru TIK. Disamping itu pembagian jumlah jam
mengajar harus adil. Tenaga honorer yang ingin mengabdi dan membantu di sekolah
harus benar-benar mampu, jika diperlukan harus melalui rangkaian prosedur yang
benar agar sekalah benar-benar merasa terbantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar, saran, atau kritik Anda