1. Karakteristik Pembelajaran Seni Rupa Di SD
Ø Karakteristik Pembelajaran Seni Rupa Di SD Menurut Para Ahli.
a. Memberikan Unsur Bermain
Kegiatan bermain merupakan kegiatan jasmani dan rohani yang penting untuk diperhatikan oleh pendidik (dan orang dewasa). Sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik, dibentuk oleh kegiatan permainan.
Pendidikan seni rupa dan kerajinan tangan dengan menggunakan model bermain dimaksudkan sebagai upaya atau bentuk pendidikan yang sesuai dengan dunia anak yakni bermain, menjadikan lebih menarik, menyenangkan dan tidak membosankan, serta sebagai proses rileksasi dari ketegangan-ketegangan yang dihadapi. Seni sebagai alat bermain, hal ini dikemukakan oleh Kadir (1973), ”bahwa anak-anak berseni sekaligus bermain, sehingga anak merasa senang karena tercurah segala gejolak jiwanya” (hal.2). Permainan anak-anak yang bernilai edukatif dapat dilakukan melalui kegiatan seni, khususnya seni rupa. Pada dasarnya seni adalah permainan yang memberikan kesenangan batin (rohani), baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang menikmatinya (Rohidi, 1985:8
Contoh dalam kegiatan pembelajaran seni yang memasukkan unsur bermain yaitu seperti pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD / MI :
Kelas/Semester : II/I
Standar Kompetens : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 2.1 Mengekspresikan diri melalui teknik cetak tunggal
Indikator : Membuat gambar melalui teknik cetak tunggal
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Guru dapat menyuruh siswa untuk membawa daun yang memiliki ukuran tidak terlalu besar atau daun yang disesuaikan dengan ukuran kertas gambar. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih daun sesuai keinginannya. Contoh daun yang dapat dipakai seperti daun mangga, daun singkong, daun bunga mawar, dll. Selain itu siswa juga membawa sisir, siskat gigi bekas, pewarna makanan.
Daun yang telah dibawa diletakkan di kertas gambar. Setelah itu, sikat gigi dicelupkan pada pewarna makanan kemudian digoreskan pada sisir ke kertas gambar yang telah diletakkan macam-macam daun tersebut. Cairan pewarna yang tadinya mengenai daun tersebut jika daun di ambil nantinya akan terbentuk gambar daun sesuai dengan bentuk daun tersebut.
Kegiatan pembelajaran tersebut akan sangat menyenangkan bagi anak karena mereka mengalami kegiatan menggambar dengan teknik yang berbeda.
b. Memberikan Dorongan Mencipta
Disini guru dalam pembelajaran sangat berperan dimana guru harus memberikan dorongan ataupun motivasi dalam pembelajaran. Dan disini secara umum guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa agar siswa dapat menciptakan sebuah karya yang mana untuk mengembangkan kemampuannya.
Dan jika ada seorang siswa yang kurang bisa dalam membuat karya maka dengan dorongan ataupun motivasi dari gurunya maka dia akan mempunyai sebuah kepercayaan sehingga bisa menciptakan karya sesuai dengan kemampuannya.
Kelas/Semester : 1/1
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar ekspresi
Indikator : siswa mampu dan dapat menggambar ekspresi sesuai dengan apa yang diekspresikan
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Dalam kegiatan ini siswa diminta untuk menggambar ekspresi yaitu menggambar sesuai dengan apa yang siswa tersebut rasakan. Misalnya jika ada siswa yang sulit untuk menuangkan ekspresinya maka guru membantu siswa tersebut untuk menuangkan ekspresinya itu dengan gambar dengan cara di berikan arahan dan ditanya dia ingin menggambar seperti apa sehingga guru mengetahui maksud siswa sehingga guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa tersebut untuk menciptakan sebuah karya.
c. Memberikan Kesempatan Kebebasan Ekspresi Berkreativitas
Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Ekspresi yang ditunjukkan anak merupakan ekspresi untuk mencapai tujuan tertentu, dapat pula mengekspresikan sesuatu yang menyatakan perasaan. Seringkali anak kurang mampu mengeluarkan isi hatinya dengan bahasa lisan, namun bahasa tulisan lebih sulit digunakan untuk mengungkapkan isi hatinya. Oleh karena itu, wujud ekspresi dalam seni rupa dapat berupa gambar, patung dan karya lainnya. Melalui pembelajaran seni ini anak memiliki kesempatan kebebasan berkspresi dan berkreativitas.
Kelas/Semester : 1/1
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar ekspresi
Indikator : siswa mampu dan dapat menggambar ekspresi sesuai dengan apa yang diekspresikan
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa diminta untuk menggambar sesuia dengan apa yang di ekspresikan dan apa yang dirasakan jadi disini akan banyak sekali karya siswa yang berbeda karena setiap siswa mempunyai ekspresi dalam menggambar yang berbeda-beda. Akan bermacam-macam hasil karyanya ini sehingga guru juga harus bisa mengembangkan anak yang mempunyai bakat dalam menggambar dan menggali lagi potensi anak yang kurang mampu dalam menggambar.
d. Mengoptimalkan Pemanfaatan Alam Dan Budaya Lokal Melalui Eksplorasi Dan Bereksperimen
Dalam pembelajaran tidak hanya berpedoman dengan materi yang ada di buku tapi bisa juga memanfaatkan alam sekitar dan juga bisa dari budaya yang ada, dimana suatu budaya itu perlu di kembangkan dan dilestarikan dan bisa di lakukan melalui pengetahuannya yang diketahui ataupun dengan penelitian lingkungan sekitar dan budaya lokal tersebut.
Kelas/Semester : V/I
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar melalui gambar dekoratif dengan motif hias nusantara
Indikator : siswa mampu dan dapat menggambar dekoratif dengan motif hias nusantara didaerahnya
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa diminta untuk membuat sebuah gambar dekoratif dimana disitu terdapat motif hias didaerah sekitarnya yang mana bisa memanfaatkan alam dan budaya lokal, misalnya motif batik, siswa bisa menggambar motif batik tersebut dengan cara yang pertama yaitu misalnya siswa yang tinggal di daerah jogja sudah sedikit mengenal seperti apa motif batik itu dengan pengetahuan mereka ini guru akan lebih mudah untuk meminta siswa menggambar motif batik karena siswa sudah mempunyai pengetahuan dasar tentang batik tersebut, kemudian yang kedua dengan penelitian atau eksperimen yaitu misalnya siswa yang bukan daerah pengrajin batik bisa dilihatkan melalui gambar ataupun datang langsung ketempatnya sehingga mereka bisa melihat dan meneliti seperti apa dan bagaimana motif batik itu.
e. Dorongan Menyusun Dan Mengkonstruksi
Guru membantu siswa dalam menuangkan pikiran, perasaan, ataupun gagasannya kedalam sebuah karya, guru membantu dengan memberikan motivasi untuk menyusun dan mengkonsrtuksi untuk menghasilkan sebuah karya. Sehingga dengan dorongan yang di berikan guru ini dapat membuat kepercayaan diri siswa ada sehingga dia bisa dengan senidirinya untuk membangun dan mengkonsrtuksi untuk karyanya.
Kelas/Semester : III/I
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai diri sendiri
Indikator : siswa mampu dan dapat menggambar imajinatif sesuia dengan dirinya sendiri
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa membuat gambar imajinatif mengenai diri sendiri, misalnya saja siswa menggambar dirinya sendiri memiliki sayap sehingga bisa terbang ke angkasa. Disini siswa berkreasi sesuai dengan apa yang di khayalkan, dalam hal ini gambar siswa semua ditampung dan tidak ada gambar yang salah karena disini mereka menggambar sesuai dengan apa yang dikhayalkan. Dan guru membantu dan memberikan dorongan jika salah satu siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan pemikirannya ke dalam sebuah gambar. Guru membantu menyusun dan mengkonstruksi kesulitannya itu sehingga dia menjadi bisa menggambar imajinatif sesuai dengan apa yang siswa harapkan dan siswa inginkan.
f. Menghasilkan Karya Kreatif ( Individu/Kelompok ) Serta Memamerkan atau Mempergelarkan
Setiap dalam menggambar ataupun berkarya baik individu maupun kelompok diharapkan setiap siswa dapat membuat sebuah karya yamg kreatif, yang lain daripada yang lainnya dan monjolkan sesuatu yang berbeda dalam berkarya yang tentu peda segi yang positif dan bisa bermanfaat. Dan bila sebuah karya itu kreatif dan bagus maka juga akan mempunyai nilai jual sehingga karya tersebut dapat bermanfaat dengan cara dipamerkan atau dipergelarkan. Misalnya saja pada siswa SD karya mereka juga perlu dipamerkan atau dipergelarkan karena dengan memamerkan karya peserta didik maka mereka akan bangga dengan hasil karya mereka sehingga nantinya dalam membuat karya mereka akan lebih kreatif lagi karena karya mereka di hargai.
Kelas/Semester : VI/II
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : menata karya seni rupa yang dibuat untuk pameran kelas
Indikator : siswa mampu dan dapat menampilkan hasil karya seni rupa yang di buat untuk pameran kelas
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa disini sudah membuat karya sebelumnya, sehingga dalam kegiatan ini siswa diminta untuk menyiapkan hasil karyanya tersebut kemudian menata ruang kelas untuk memamerkan dan menampilkan hasil karya yang telah mereka buat. Dengan memamerkan hasil karyanya ini di lingkungan kelas mereka ini, guru bisa mempelajarkan mereka untuk menghargai dan mengapresiasikan berbagai macam karya. Dengan memamerkan dan menampilkan hasil karya siswa mereka akan merasa bangga dengan hasil karyanya.
Ø Karakteristik Pembelajaran Seni Rupa Di SD Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Terkolerasi dan terpadu antar cabang dengan pembelajaran lain
Pembelajaran seni rupa adalah pembelajaran terpadu yang dapat dikaitkan dengan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Berkesenian bagi siswa adalah kegiatan berpikir. Ketika sedang menghitung ukuran nyata obyek yang sedang dilihat untuk dapat dipindahkan ke dalam kertas; namun juga proses sedang memahami obyek yang sedang diamati. Dalam proses ini siswa akan membayangkan kondisi yang sangat luas serta penuh dengan keanekaan peristiwa baik bergerak maupun diam akan dikemas dalam gambar. Maka, peristiwa yang terjadi adalah anak harus mampu menangkap obyek dengan penelahaan secara komprehensif semua materi dan ide anak dapat tertuang dalam karya gambarnya.
Secara konseptual pembelajaran Seni Rupa kepada anak adalah suatu proses berlatih mempelajari ide, gagasan, memahami sesuatu yang diujudkan dalam gambar. Dalam proses pembelajaran, siswa belajar memindahkan hakiki bentuk, peristiwa atau disebut dengan nilai obyek yang dubah ke dalam gambar (transfer of value). Kegiatan mengamati obyek di sekelilingnya juga mencakup pengamatan terhadap perilaku manusia. Misalnya, ketika anak belajar IPA, tentang perkembangbiakan sapi akan teringat struktur tubuhnya karena pernah mengamati sapi dalam pelajaran Menggambar. Proses ini dinamakan transfer of training.
Kelas/Semester : I/I
Standar Kompetensi : mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar ekspresi
Indikator : siswa mampu dan dapat menggambar ekspresi di lingkungan sekitarnya
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Dalam materi ini siswa diminta untuk keluar kelas, kemudian siswa diminta untuk menggambar sesuai dengan apa yang ada di lingkungannya. Dengan menggambar di luar kelas ini tidak semata-mata siswa belajar untuk menggambar saja tetapi ada pelajaran lain yang mungkin tidak terasa juga mereka pelajari. Misalnya mereka menggambar sebuah pemandanngan maka di dalamnya ada unsur pelajaran lain misalnya mereka menggambar sebuah pohon diimana ada tangkai,daun, batang,akar, itu bisa dikaitkan dengan pelajaran ipa. Kemudian pelajaran bahasa indonesia mereka bisa membuat puisi tentang pemandangan yang mereka gambar itu dan lain sebagainya.
2. Keragaman budaya dan pelestarian
Pembelajaran seni bersifat multikultural artinya mengandung makna seni budaya menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keragaman budaya Nusantara dan mancanegara sebagai wujud pembentukan sikap menghargai, bertoleransi, demokratis, beradab, serta mampu hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Kelas/Semester : 3/1
Standar Kompetensi : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 2.2 Mengekspresikan diri melalui gambar dekoratif dari motif
hias daerah setempat
Indikator : siswa membuat gambar dekoratif dari motif hias daerah setempat
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa diminta untuk membuat gambar yang berasal dari budaya yang ada di daerah setempatnya seperti motif hias pada batik. Ini bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman budaya yang ada di daerahnya.
3. Kesadaran ekonomi, moral, etika, hukum dan spiritual
Di samping itu, seni juga dapat untuk memenuhi kebutuhan sosial, dan ekonomi menghasilkan sesuatu yang bernilai guna bermanfaat untuk kemaslahatan manusia. Berkaitan dengan nilai guna ini, seseorang dituntut untuk lebih kreatif, menggunakan seni sebagai media pengembangan kreativitas.
Seni juga moral (SO) dengan cara mempelajari elemen-elemen, prinsip-prinsip, proses dan teknik berkarya sesuai dengan nilai-nilai budaya dan keindahan serta sesuai dengan konteks sosial budaya masyarakat sebagai sarana untuk menumbuhkan sikap saling memahami, menghargai, dan menghormati.
Kelas/Semester : 1/1
Standar Kompetensi : 1. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.1 mengekspresikan diri melalui gambar ekspresi
Indikator : siswa membuat gambar ekspresi tentang pemandangan
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa disuruh untuk membuat gambar tentang pemandangan dari segi ekonomi, moral, etika, hukum dan spiritual. Misalnya gambar tersebut didalamnya mengandung aspek tadi. Misalnya dia menggambar pemandangan dari segi spiritual disitu anak mengaggumi anugrah yang telah diberikan oleh tuhan, dari segi ekonomi gambar tersebut akan memiliki nilai jual jika gambar anak tersebut bagus, segi hukum misalnya siswa tidak menjiplak gambar atau karya orang lain.
2. Fungsi Seni Di Sekolah Dasar
a. Seni Sebagai Wahana Ekspresi
Seni adalah sarana untuk menyalurkan ekspresi yang dimiliki seseorang. Seni atau karya seni dihubungkan dengan karakter kejiwaan manusia. Manusia dihadapkan dengan perasaan suka, senang, sedih, sakit, duka gembira, ceria, suka cita dan sebagainya, adalah contoh perilaku manusia yang sering tampak, ataupun bisa saja tidak tampak, kecuali manusia pelakunya saja yang merasakan. Perilaku kejiwaan tersebut diatas sering muncul dalam bentuk ekspresi yang nyata. Seorang membuat karya seni mencoba memasukkan kejiwaan sebagai latar belakang menciptakan karya seni.
Seni memang selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab seni lahir dari ungkapan perasaan pribadi penciptanya. Seni adalah susunan yang estetis yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu perasaan atau emosi tertentu.
Contoh seni sebagai wahana ekspresi dalam kegiatan pembelajaran seni yaitu seperti pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD / MI :
Kelas/Semester : III/I
Standar Kompetensi : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 2.1 Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif
mengenai diri sendiri
Indikator : Membuat gambar imajinatif mengenai diri sendiri
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa menggambar imajinasi mengenai dirinya sendiri. Namun, sebelumnya guru memberikan pemahaman terhadap siswa tentang gambar imajinatif mengenai diri sendiri. Gambar imajinatif adalah gambar gambar yang bersifat khayalan. Misalkan, siswa dapat berekspresi menggambar imajinasi mengenai diri sendiri seperti memnggambarkan diri memiliki sayap sehingga dapat terbang di angkasa, dll. Dalam kegiatan ini guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam berimajinasi mengenai dirinya sendiri melalui gambar yang akan dibuat oleh siswa. Kemudian, guru menginstruksikan agar siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat gambar imajinatif mengenai diri sendiri. Siswa melaksanakan insruksi dari guru. Setelah itu, siswa mulai mencoba membuat sketsa dengan objek dirinya sendiri yang imajinatif tentang diri sendiri. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang masih belum paham atau kesulitan. Siswa mulai mewarnai sketsa gambar yang telah dibuat dengan menggunakan pensil warna atau krayon.
Dari kegiatan tersebut siswa dapat menyalurkan ekspresi yang dimilikinya dengan bebas.
b. Seni Sebagai Sarana Pembinaan Kreativitas
De Francesco (1958) menyatakan bahwa pendidikan seni mempunyai kontribusi terhadap pengembangan individu antara membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik. Aspek kreativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Apalagi di masa pembangunan ini, orang yang berdaya kreatif sangat dibutuhkan guna mengembangkan ide-ide yang konstruktif yang akan membantu pemerintah dan masyarakat dalam memajukan kehidupan dan berkebudayaan.
Pendidikan Seni Rupa merupakan wahana dan cara yang paling tepat untuk mengembangkan kreativitas sejak dini. Pendidikan Seni Rupa lebih mengacu pada fitrah. Lebih dini artinya bukan sesuatu yang lumrah, tetapi harus diartikan “mesti” dilakukan sejak dini, dan disadari oleh orang dewasa. Alasannya, bila dilaksanakan terlambat dimana anak sudah melewati masa kanak-kanaknya, pembinaan hanya akan dapat disampaikan kepada sekelompok kecil anak ialah mereka yang memiliki pembawaan / bakat saja.
Contoh seni sebagai pembinaan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran seni yaitu seperti pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD / MI :
Kelas/Semester : III/II
Standar Kompetensi : 9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 9.1 Memberi hiasan/warna pada benda tiga dimensi
Indikator : Menghias dan mewarnai benda tiga dimensi.
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Guru menyuruh siswa untuk membawa benda tiga dimensi. Contohnya siswa disuruh membawa benda tiga dimensi seperti kendi, botol bekas, dll. Kemudian, siswa disuruh menghias benda-benda yang telah dibawanya dengan menggambar terlebih dahulu motif-motif atau gambar yang disenanginya, kemudian siswa mewarnai benda tersebut. siswa juga dapat menghias benda tersebut dengan mengunakan bahan lain seperti bji-bijian, kerang-kerangan, dll.
Dari kegiatan tersebut siswa dapat kreatif dalam menciptakan suatu karya seni yang bernilai estetis.
c. Seni sebagai Sarana Pengembangan Bakat
Umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir, namun bakat yang terpupuk sejak lahir akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya meskipun berbakat tetapi tidak dipupuk maka pudarlah bakat itu. Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada anak yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolah.
Guru harus menyadari betul bahwa anak berpembawaan atau anak yang memiliki bakat dikelasnya jumlahnya sangat kecil. Untuk itu guru harus menyadari betul keberadaan ini. Siswa berpembawaan dibina dan tidak terpenggal kreativitasnya, paling tidak memantau sejak awal tentang keberadaan bakat seninya, mengarahkannya sehingga pada saatnya dapat dipertajam kemampuannya atau mengarahkan siswa sesuai bakatnya kedalam jenjang yang lebih tinggi. Sementara siswa pada umumnya harus mendapat perhatian khusus pula, yang diawali oleh pemahaman yang mendalam bahwa kelompok siswa itu tidak atau kurang berpembawaan dalam bidang seni tertentu/atau bidang seni rupa.
Contohnya terdapat siswa yang memiliki bakat dalam menggambar, hal yang dilakukan oleh seorang guru yaitu memantau dan terus memupuk bakat yang dimiliki siswa tersebut dan mengarahkan siswa sesuai bakatnya agar bakat tersebut berkembang.
Kelas/Semester : I/I
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar ekspresi
Indikator : siswa mampu dan dapat menggambar gambar ekspresi sesuai dengan ekspresinya
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa menggambar gambar ekspresi secara bebas sesuai dengan ekspresinya, kemudian guru membimbing mereka dimana yang mempunyai bakat dalam menggambar guru terus menggali dan mengembangkan bakatnya itu tetapi guru juga terus memperhatikan mereka yang kurang berbakat dalam menggambar, mereka yang kurang berbakat dalam mneggambar jugak terus dibimbing dan dibantu agar lebih bisa.
d. Seni sebagai Sarana Pembinaan Keterampilan
Seni dijadikan untuk mengembangkan kreatifitas dan ketrampilan siswa dalam membuat suatu karya seni.
Contoh seni sebagai pembinaan keterampilan dalam kegiatan pembelajaran seni yaitu seperti pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD / MI :
Kelas/Semester : I/II
Standar Kompetensi : 8. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 8.2 Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa dua dimensi
dengan teknik tempel
Indikator : membuat gambar kolase
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Pembuatan Gambar dengan Teknik Kolase
Teknik kolase yang akan dibuat adalah membuat gambar dengan teknik kolase dari kertas sukung. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Ø Proses Persiapan Bahan dan Alat.
a. Alat, dalam proses membuat gambar dengan teknik kolase alat harus disiapkan. Alat yang akan digunakan adalah kertas dan pensil untuk membuat gambar,gunting untuk memotong kertas, lem untuk merekat, spidol warna.
b. Bahan, bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan gambar dengan teknik kolase adalah kertas sukung. Kertas sukung yang digunakan berwarna warni sesuai dengan motif/gambar yang akan dibuat.
Ø Langkah-langkah Pelaksanaan Pembuatan Gambar dari Kertas sukung Dengan Teknik Kolase.
Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Rancanglah gambar/motif yang akan dijadikan gambar kolase. Contoh : gambar bunga.
2. Pindahkan gambar/motif tersebut dengan menggunakan karbon, pada kertas putih dan karton jerami. Gambar/motif pada karton jerami digunakan untuk motif dasar yang akan di tempel dengan kertas bekas, sedangkan gambar pada kertas putih digunakan sebagai pola.
3. Gunting gambar yang di kertas putih sesuai dengan pola
4. Gunting kertas sukung yang akan ditempel sesuai dengan bagian-bagian/ pola yang ada, dengan cara: dempetkan pola pada kertas sukung, kemudian gunting kertas sukung sesuai dengan bentuk pola
5. Setelah seluruh kertas sukung digunting sesuai dengan pola yang ada, susun sementara bagian-bagian yang telah digunting diatas gambar dasar (gambar pada karton jerami)
6. Mulailah menempelkan bagian kelopak bunga pada gambar dasar dengan cara oleskan lem dengan merata pada bagian yang akan ditempel kemudian tempelkan bagian tangkainya.
7. Tempelkan bagian putik bunga pada gambar dasar seperti cara menempelkan sebelumnya
8. Tempelkan bagian daunnya pada gambar dasar seperti cara menempelkan sebelumnya.
9. Gambarlah tulang daun dengan menggunakan spidol hijau tua
e. Seni sebagai Sarana Pembentukan Kepribadian
Seni budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dalam logika, rasa estetis dan artistiknya, serta etikanya dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan adversitas (AQ) dan kreativitas (CQ), serta kecerdasan spiritual dan moral (SO) dengan cara mempelajari elemen-elemen, prinsip-prinsip, proses dan teknik berkarya sesuai dengan nilai-nilai budaya dan keindahan serta sesuai dengan konteks sosial budaya masyarakat sebagai sarana untuk menumbuhkan sikap saling memahami, menghargai, dan menghormati.
Manfaat Pendidikan Seni bagi anak seperti dikemukakan oleh Soehardjo (1977). “Seni membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, membantu perkembangan estetik, membantu menyempurnakan kehidupan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, estetika membina imajinasi kreatif, memberi sumbangan kearah pemecahan masalah, memberikan sumbangan perkembangan kepribadian”
Kelas/Semester : 1/1
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar ekspresi
Indikator : siswa mampu menggambar sesuai dengan apa yang diekspresikan
Kegiatan pembelajaran :
Siswa diberi tugas untuk menggambar bebas sesuai dengan apa yang dia rasakan dan tidak meniru orang lain sehingga apa yang dia gambar itu sesuai dengan keinginannya.misalnya siswa merasa senang maka dia menggambar dengan warna-warna yang cerah atau yang lainnya sehingga dengan gambar tersebut dapat menggambarkan kepribadian siswa tersebut.
f. Seni sebagai Sarana Pembinaan Impuls Estetik
Seni budaya memiliki peranan dalam pengembangan kepekaan rasa estetik atau keindahan.
Contoh seni sebagai sarana pembinaan impuls estetik yaitu seperti pada Standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI :
Kelas/Semester : 1/1
Standar Kompetensi : mengekspresikan diri melalui seni rupa
Kompetensi Dasar : mengekspresikan diri melalui gambar ekspresi
Indikator : membuat gambar ekspresi di lingkungan sekitar
Kegiatan pembelajaran :
Siswa diajak keluar kelas untuk menggambar keadaan di lingkungan sekitar yang bertemakan tentang keadaan yang kurang indah di tuangkan dalam bentuk gambar yang indah dan bernilai estetik selain itu guru juga bisa mengajak siswa untuk menata dan merubah lingkungan tersebut dari keadaan yang kurang indah menjadi lingkungan yang indah.
g. Seni sebagai Sarana Terapi
Lebih jauh lagi, pendidikan seni dapat juga menjadi semacam penyembuh (therapy) atau penyehat mental dalam hal tercapainya kepuasan dan keberanian baru. Cara yang efektif untuk pendidikan emosi adalah memberi peluang dan stimulasi yang memungkinkan para siswa dapat bekerja dengan rasa aman serta penuh percaya diri. (Fransesco, 1958).
Contoh seni sebagai sarana terapi dalam kegiatan pembelajaran seni yaitu seperti pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD / MI :
Kelas/Semester : III/I
Standar Kompetensi : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 2.1 Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif
mengenai diri sendiri
Indikator : Membuat gambar imajinatif mengenai diri sendiri
Dalam kegiatan pembelajarannya :
Siswa menggambar imajinasi mengenai dirinya sendiri. Namun, sebelumnya guru memberikan pemahaman terhadap siswa tentang gambar imajinatif mengenai diri sendiri. Gambar imajinatif adalah gambar gambar yang bersifat khayalan. Misalkan, siswa dapat berekspresi menggambar imajinasi mengenai diri sendiri seperti memnggambarkan diri memiliki sayap sehingga dapat terbang di angkasa, dll. Dalam kegiatan ini guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam berimajinasi mengenai dirinya sendiri melalui gambar yang akan dibuat oleh siswa. Kemudian, guru menginstruksikan agar siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat gambar imajinatif mengenai diri sendiri. Siswa melaksanakan insruksi dari guru. Setelah itu, siswa mulai mencoba membuat sketsa dengan objek dirinya sendiri yang imajinatif tentang diri sendiri. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang masih belum paham atau kesulitan. Siswa mulai mewarnai sketsa gambar yang telah dibuat dengan menggunakan pensil warna atau krayon.
Dari kegiatan tersebut siswa dapat menyalurkan ekspresi yang dimilikinya dengan bebas. Selain itu, kegitan tersebut dapat dijadikan sebagai terapi untuk menyehatkan mentalnya karena melalui kegiatan menggambar tersebut anak akan merasa senang, gembira, karena dapat mengungkapkan perasaannya melalui gambar.